Hujan yang mencurah, tidak sedar waktu yang kian menginjak.
November dan sebelum-sebelumnya mungkin bukanlah waktu yang begitu menggembirakan saya. Bersendiri menempuh hari-hari yang gelap bukanlah signifikasi yang indah bagi mereka yang berjaya. Hampir saya gagal mengikuti arus modenisasi, rakan-rakan yang kian memajukan diri, baik kehidupan dan karier, bukan iri tapi menjadikan api motivasi saya kian marak dan membuak-buak. Semoga kedatangan Disember bisa membuka peluang dan sebuah dimensi baru.
Saya yakin Januari tahun baru bakal menjadikan saya seorang manusia- yang fasih tentang makna-makna kehidupan, yang petah tentang pengalaman-pengalaman.
Saya biarkan pokok-pokok tak henti bergoyang, angin dan udara tak selalunya sama, ombak yang gemar menghempas cerita- sekurang-kurangnya bulan yang malap masih segar melempar cahaya.
Sabtu lalu, tidak sampai dua jam cuba berehat setelah menempuh perjalanan dari kampung halaman ke Kuala Lumpur (saya mengikuti jalan Gerik-KL), saya tersentak sebaik dikejutkan dengan berita pemergian datuk saudara.
Arwah begitu sinonim dalam hidup saya. Pernah waktu kecil-kecil tinggal bersama, didakap dan dipeluk bagai anak sendiri, biarpun ingatan saya samar-samar, namun masih jelas panggilan 'ayah' yang menggetip bibir kecil mungil.
Dewasa berlalu, saya kian melupakan kenangan itu, namun hubungan kami masih rapat, sementelah kami tinggal berdekatan. Dan dia (arwah) masih tegar menziarah, setia memanggil saya anaknya, membelai dan mengusap.
Saya perhatikan kedut-kedut tua di wajahnya, ada seribu satu keperitan inci-inci hidup yang dilaluinya.
Ralat hari-hari terakhirnya tidak diberitahu, saya terfikir, mengapa begitu senang orang yang bermakna meninggalkan kita? Kita fikir, kita punya waktu untuk mereka, hakikatnya masa kita sering tertangguh. Biar perih kerongkong memanggil, saya tahu, mereka hanya mampu tersenyum (mungkin) melihat, tanpa ada suara yang bisa (lagi) menyahut.
Buat arwah datuk saudara yang saya kasihi, biarpun perjalanan hidup kita tidak sama, saya sampaikan seberkas kerinduan buat anda. Kenangan-kenangan anda masih tetap di hati saya. Saya harap anda bisa tenang dan aman di sana.
Al-Fatihah selamanya, dari saya yang sentiasa memandang 'kesusahan' anda, namun hanya mampu berkata, "Alangkah baiknya jika saya mempunyai kudrat, bisa saya menghulurkan sepatu-sepatu yang berharga, buat anda sarung, bagi mencari sesuap kehidupan yang lebih baik untuk keluarga."
Semoga kehadiran bulan-bulan mendatang bisa memberi saya sebuah kematangan usia yang lebih baik. Mula merancang kehidupan, ada beberapa agenda yang bakal saya persiapkan. Sedikit peribadi, akan saya umumkan satu persatu sebaik tiba ketika dan waktu.
Salam persiapan tahun baru buat anda semua. Pada yang bakal bercuti, pastikan anda merancang sebaik-baiknya. Selamat bercuti dan selamat menempuh hidup dengan penuh gembira!
Stabuxguy - Hidup mesti terus...
November dan sebelum-sebelumnya mungkin bukanlah waktu yang begitu menggembirakan saya. Bersendiri menempuh hari-hari yang gelap bukanlah signifikasi yang indah bagi mereka yang berjaya. Hampir saya gagal mengikuti arus modenisasi, rakan-rakan yang kian memajukan diri, baik kehidupan dan karier, bukan iri tapi menjadikan api motivasi saya kian marak dan membuak-buak. Semoga kedatangan Disember bisa membuka peluang dan sebuah dimensi baru.
Saya yakin Januari tahun baru bakal menjadikan saya seorang manusia- yang fasih tentang makna-makna kehidupan, yang petah tentang pengalaman-pengalaman.
Saya biarkan pokok-pokok tak henti bergoyang, angin dan udara tak selalunya sama, ombak yang gemar menghempas cerita- sekurang-kurangnya bulan yang malap masih segar melempar cahaya.
Sabtu lalu, tidak sampai dua jam cuba berehat setelah menempuh perjalanan dari kampung halaman ke Kuala Lumpur (saya mengikuti jalan Gerik-KL), saya tersentak sebaik dikejutkan dengan berita pemergian datuk saudara.
Arwah begitu sinonim dalam hidup saya. Pernah waktu kecil-kecil tinggal bersama, didakap dan dipeluk bagai anak sendiri, biarpun ingatan saya samar-samar, namun masih jelas panggilan 'ayah' yang menggetip bibir kecil mungil.
Dewasa berlalu, saya kian melupakan kenangan itu, namun hubungan kami masih rapat, sementelah kami tinggal berdekatan. Dan dia (arwah) masih tegar menziarah, setia memanggil saya anaknya, membelai dan mengusap.
Saya perhatikan kedut-kedut tua di wajahnya, ada seribu satu keperitan inci-inci hidup yang dilaluinya.
Ralat hari-hari terakhirnya tidak diberitahu, saya terfikir, mengapa begitu senang orang yang bermakna meninggalkan kita? Kita fikir, kita punya waktu untuk mereka, hakikatnya masa kita sering tertangguh. Biar perih kerongkong memanggil, saya tahu, mereka hanya mampu tersenyum (mungkin) melihat, tanpa ada suara yang bisa (lagi) menyahut.
Buat arwah datuk saudara yang saya kasihi, biarpun perjalanan hidup kita tidak sama, saya sampaikan seberkas kerinduan buat anda. Kenangan-kenangan anda masih tetap di hati saya. Saya harap anda bisa tenang dan aman di sana.
Al-Fatihah selamanya, dari saya yang sentiasa memandang 'kesusahan' anda, namun hanya mampu berkata, "Alangkah baiknya jika saya mempunyai kudrat, bisa saya menghulurkan sepatu-sepatu yang berharga, buat anda sarung, bagi mencari sesuap kehidupan yang lebih baik untuk keluarga."
Semoga kehadiran bulan-bulan mendatang bisa memberi saya sebuah kematangan usia yang lebih baik. Mula merancang kehidupan, ada beberapa agenda yang bakal saya persiapkan. Sedikit peribadi, akan saya umumkan satu persatu sebaik tiba ketika dan waktu.
Salam persiapan tahun baru buat anda semua. Pada yang bakal bercuti, pastikan anda merancang sebaik-baiknya. Selamat bercuti dan selamat menempuh hidup dengan penuh gembira!
Stabuxguy - Hidup mesti terus...