Ah, saya benci pertemuan. Terutamanya yg indah-indah. Sering yang datang itu terpinjam. Tidak sempat anda habiskan kelip pada saat ketiga, dia hilang. Pergi, dan kembali tinggalkan anda sendirian.
Saya pandang dia. Jemari dia masih merangkul.
Mimpikah ini?
Langkawi yang indah. Hampir tujuh bulan saya di sini, Pulau ini kian mengenalkan saya dengan macam-macam orang, macam-macam perkara. Setiap hari saya adalah pelajaran. Ada yang hebat, ada yang biasa-biasa sahaja. Buat saya lebih tabah dan kuat.
Cinta barangkali adalah dugaan dan pelajaran terhebat saya. Hampir beberapa tahun hati saya terpagar, tidak telus dan mampu dicerobohi sesiapa. Saya kunci rapat-rapat, saya ikat ketat-ketat.
Angin malam itu menembus lagi muka. Saya pandang lagi wajahnya. Seketika dia menyeka. Terasa basah dek jari-jemarinya.
"Kamu sangsi ya?". Saya geleng.
"Tidak, cuma bimbang terluka." Saya palingkan muka.
Saya barangkali untung ada mereka-mereka di sini yang memahami- saat hati saya retak, dicuri dan dibawa lari- saya bisa merintih dan menangis di riba mereka.
"Pulau ini mungkin indah, namun harus hati-hati, cinta datang dan pergi di sini. Bagai angin lalu, bagai hujan singgah." Kata A.
Saat menatap cahaya kirmizi dari puncak Mat Chincang semalam, hati saya lega. Dia kejap memeluk. Kedua kami tidak berkata apa-apa. Hanya Andaman menjadi saksi, lepaskan… perasaan ini harus pergi.
"Kamu tabahkan hati, mesti kuat. Saya pergi, tapi tak bermakna cinta saya juga mati. Kamu harus tahu itu, kamu tetap di hati. Kamu yang terbaik pernah saya alami. "
Stabuxguy
No comments:
Post a Comment